Makalah : Psikologi Perkembangan
PERKEMBANGAN
MANUSIA PERIODE
MADYA DAN LANJUT
Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Mata Kuliah
Psikologi
Perkembangan Pada Semester II Program Studi Kependidikan Islam.
Disusun
Oleh
VAIN
HADRAMI HAMID
MOH.
HAMZAR
NASARUDIN
ILHAM
JURUSAN
TARBIYAH/KI
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SULTAN QAIMUDDIN
KENDARI
2013
RKATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt dan
Shalawat kepada Rasulullah saw, karena makalah untuk mata kuliah Psikologi Perkembangan ini dapat
terselesaikan.
Namun, karena kami yang menyusun
makalah ini adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, maka mungkin
makalah ini banyak kekurangan ataupun kesalahan baik dalam segi penulisan
maupun penyusunannya, hingga membuat makalah ini kurang sempurna, kami memohon
maaf yang sebesar-besarnya. Namun, kami berharap makalah ini dapat memperluas
dan menambah wawasan anda tentang keadaan islam di Indonesia.
Mudah-mudahan Ibu Dosen pembimbing
dan teman-teman sekalian dapat menerima dan mendapat ilmu dari makalah ini,
kritik dan saran anda sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami.
Demikian, semoga bermanfaat.
Kendari, 27-05-2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang.................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Periode
Madya dan Karakteristinya.................................................... 2
B.
Periode
Usia Lanjut dan Karakteristiknya.......................................... 7
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.......................................................................................... 10
B.
Saran.................................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia adalah makhuk sosial yang eksploratif dan
potensial. Manusia dikatakan makhluk yang eksploratif karena manusia memiliki
kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun psikis. Manusia
sebagai makhluk potensial karena pada diri manusia tersimpan sejumlah kemampuan
bawaan yang dapat dikembangkan secara nyata. Selanjutnya manusia disebut
sebagai mahkluk yang memiliki prinsip tanpa daya karena untuk tumbuh dan
berkembang secara normal memerlukan bantuan dari luar dirinya.
Sebagai akhir dari masa dewasa adalah masa dewasa
madya dan usia lanjut. Yang diamana masa dewasa madya adalah usia dewasa yang dimulai pada umur
40 tahun hingga usia 60 tahun. Sedangakan masa usia lanjut adalah fase terakhir
kehidupan manusia. Masa ini berlangsung antara usia 60 tahun sampai
berhembusnya nafas terakhir.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Dari
latar belakang di atas dapat kita ambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Pengertian
serta karakteristik periode madya ?
2. Pengertian
serta karakteristik periode usia lanjut ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERIODE MADYA
a.
Pengertian dan Karakteristik
Periode Madya
Masa dewasa madya menurut Elizabeth B. Hurlock adalah usia
dewasa yang dimulai pada umur 40 tahun hingga usia 60 tahun. Hurlock sendiri
kemudian membagi kembali usia madya menjadi dua , yaitu usia dewasa madya dini
pada usia 40 tahun hingga 50 tahun dan usia madya lanjut dari usia 50 tahun
hingga usia 60 tahun. Usia dewasa madya sendiri memiliki beberapa karakteristik
utama yaitu sebagai berikut :
· Periode yang sangat ditakuti , hal
ini dikarenakan usia madya sangat berdekatan dengan usia lanjut dan tanda-tanda
fisik menjelang lanjut usia juga telah dimulai pada usia madya ini.
· Periode transisi pada individu ,
usia madya merupakan periode transisi pada diri individu dari segala sikap dan
kebiasaan pada usia dewasa awal menuju ke usia dewasa lanjut.
· Periode stress pada individu , usia
madya sendiri merupakan usia stress dikarenakan individu menghadapi berbagai
perubahan baik secara fisik maupun sosial. Stress pada usia madya ini antara
lain : stress somatik (stress karena kondisi fisik) , stress budaya (stress
karena kedudukan yang tinggi akan kemudaan) , stress ekonomi (stress karena
biaya mendidik anak dan memberikan simbol status sosial) , stress psikologis
(stress karena faktor pikiran )
· Periode berbahaya , usia madya
dikatakan berbahaya dikarenakan pada usia ini seorang mengalami bahaya fisik
dari terlalu banyak bekerja , pikiran , dan rasa cemas terhadap kehidupannya.
· Periode canggung pada individu ,
usia madya dikatakan usia canggung karena pada usia ini seorang individu akan
berada di suatu titik dimana ia tidak dipandang sebagai ‘’orang muda’’ lagi
oleh golongan muda dan belum dipandang sebagai ‘’orang tua’’ oleh golongan tua.
· Periode berprestasi , usia madya
dikatakan sebagai usia berprestasi karena pada usia ini individu akan mengejar
kariernya untuk menjadi lebih sukses atau sebaliknya ia akan menjadi lebih
gagal dalam karier.
· Usia madya merupakan periode
evaluasi bagi seorang individu karena pada usia ini individu akan mencapai
puncak prestasinya sehingga ia akan menilai prestasi yang telah ia capai
sebelumnya dan proses mencapai evaluasi tersebut.
· Usia madya merupakan masa sepi ,
dikatakan masa sepi karena pada usia madya ini anak-anak yang dimiliki telah
beranjak dewasa dan mulai meninggalkan orangtua untuk menuntut ilmu atau
menikah dan membentuk keluarga mandiri.
· Usia madya merupakan masa jenuh , dikatakan
sebagai masa jenuh karena pada usia ini individu akan mengalami semacam
kebosanan atas rutinitas yang ia kerjakan sehari-hari dalam hidup terutama yang
berkaitan dengan pekerjaan.
b. Tugas Perkembangan periode Madya
Saat berada di usia madya, individu memiliki tugas-tugas
perkembangan yang harus ia penuhi, yaitu :
a) Penyesuaian diri dengan perubahan
fisik yang terjadi , yaitu tugas perkembangan yang harus menyesuaikan diri
dengan perubahan fisik yang melanda tubuh. Perubahan fisik pada saat usia
dewasa madya sangat berkaitan dengan menjelang usia lanjut seperti : berat
badan bertambah , rambut mulai berkurang dan beruban , perubahan pada kulit
yang mulai mengerut , tubuh menjadi gemuk , perubahan otot yang mengendur ,
masalah persendian , gigi yang mulai rontok , dan perubahan mata yang mulai
mengabur.
b) Penyesuaian terhadap minat individu
, yaitu tugas perkembangan yang harus menyesuaikan diri dengan minat yang mana
minat pada usia dewasa madya disesuaikan dengan perubahan peran dan tanggung
jawab individu. Perkembangan minat pada usia madya memiliki ciri-ciri sebagai
berikut : lebih menekan minat daripada mengembangkannya , pergeseran minat ke
arah yang lebih sesuai , pergeseran minat lebih bersifat menyendiri , lebih
memperdalam kebudayaan , ada penurunan pembedaan minat berdasarkan gender ,
kecenderungan membagi minat antara laki-laki dan perempuan , dan minat yang
ditingkatkan adalah minat yang berkaitan dengan kepentingan pribadi.
c) Penyesuaian sosial , yang mana tugas
perkembangan individu saat di usia madya ia lebih aktif dalam kegiatan sosial
dikarenakan telah mencapai kematangan ekonomi dan simbol status yang diinginkan
oleh individu tersebut.
d) Penyesuaian dengan kehidupan keluarga , yang mana pada usia
madya ini individu akan menyesuaikan diri dengan tugas keluarga seperti
pasangan yang mulai menua , berurusan dengan orangtua di rumah , dan menjadi
pembimbing bagi anak remaja di rumah yang akan beranjak dewasa.
c. Penyesuaian Pekerjaan Pada Usia
Madya
penyesuaian diri individu usia dewasa madya sangat penting
terhadap bidang pekerjaan yang ditekuninya. Penyesuaian pekerjaan sangat
penting dilakukan karena bidang pekerjaan pada masa modern ini menggunakan
banyak peralatan dan teknologi modern yang menyulitkan bagi pekerja pada usia
madya. Akibatnya banyak individu usia dewasa madya banyak yang mengalami
kesulitan dalam bekerja dan mereka banyak mundur dari pekerjaannya, namun saat
mencari pekerjaan baru banyak yang sulit mendapatkan pekerjaan karena tingginya
standar kualifikasi pekerja yang lebih mengacu pada individu usia dewasa dini.
Pada individu usia dewasa madya yang bekerja, seringkali terjadi perubahan
kondisi kerja yang mempengaruhi para pekerja usia madya.
Selain
menghadapi berbagai perubahan kondisi kerja , juga terdapat kondisi yang
mempengaruhi penyesuaian pekerjaan. Kondisi-kondisi tersebut yaitu :
·
Kepuasan kerja , yaitu tergantung
pada bagaimana individu memberi nilai kepuasan kerja terhadap dirinya
masing-masing.
·
Kesempatan promosi , yang mana
pekerja yang berada pada usia madya yang mendekati masa pensiun sudah mulai
mendapat promosi jabatan dalam perusahaan karena akan pensiun.
·
Harapan pekerjaan , yaitu telah
tercapainya harapan dan keinginan kerja yang telah direalisasikan hingga
mencapai usia madya.
·
Meningkatnya penggunaan otomatisasi
, sehingga mempengaruhi kinerja pekerja usia madya
·
Sikap pasangan , yaitu sikap yang
ditunjukkan oleh pasangan terhadap hasil pekerjaan pada usia madya.
·
Sikap terhadap teman sekerja , yang
mana dipengaruhi oleh perlakuan dari pimpinan maupun rekan satu kerja dikantor
terhadap pekerja dewasa madya.
· Relokasi, yaitu pemindahan yang
membuat individu harus kembali mempelajari pengalaman baru ditempat yang baru.
Kepuasan
kerja pada individu usia madya dapat ditinjau dari beberapa aspek , yaitu :
·
Kepuasan yang diperoleh oleh dari
prestasi kerja yang telah ditetapkan sebelumnya
·
Kesempatan aktualiasasi diri dalam
pekerjaan
·
Hubungan yang menyenangkan dengan
sesama pegawai
·
Kepuasaan yang diperoleh dari
organisasi kerja
·
Kepuasaan terhadap ketentuan
pimpinan
·
Merasa aman dengan pekerjaan
·
Tidak ada paksaan dalam bekerja,
menerima tugas, berpindah tempat
d.
Penyesuaian
Keluarga Usia Madya
Memasuki
usia dewasa madya, seorang pria harus mempersiapkan diri untuk dapat hidup dan
menghidupi keluarganya. Ia harus mulai bekerja mencari nafkah. Kaum
perempuanpun harus juga mempersiapkan dirinya untuk berumah tangga.
Individu yang telah memasuki usia dewasa madya menghadapi
penyesuaian terhadap kehidupan keluarga. Penyesuaian ini dilakukan karena pada
saat usia madya terjadi perubahan besar dalam kehidupan keluarga seorang
individu seperti mulai ditinggalkan oleh anak , pasangan yang mulai menua, dan
berbagai perubahan lainnya. Dalam melakukan penyesuaian terhadap kehidupan
keluarga individu usia dewasa madya sering kali menemukan beberapa hambatan ,
hambatan-hambatan tersebut antara lain :
·
Perubahan fisik, yaitu mulai
hadirnya gejala menopouse dan dan klimekterik pada pria menyebabkan kesulitan
dalam penyesuaian proses lain di dalam keluarga.
·
Hilangnya peran sebagai orangtua ,
orangtua usia madya harus menghadapi kondisi anak yang telah beranjak dewasa
dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya sehingga peranan orangtua
mulai berkurang.
·
Kurangnya, sebagian individu di usia
madya kurang mempersiapkan diri mereka dalam menghadapi perubahan fisik
sehingga menimbulkan depresi pada sebagian individu usia madya.
·
Perasaan kegagalan, pada individu
usia madya sering kali perasaan kegagalan melanda mereka dikarenakan perkawinan
dan perkembangan anak-anak mereka tidak sesuai dengan harapan mereka.
·
Merasa tidak berguna lagi, individu
usia madya sering merasa dirinya tidak berguna lagi disebabkan peran mereka
pada anak yang mulai berkurang.
·
Kekecewaan terhadap perkawinan, hal
ini dialami oleh individu usia madya karena banyak faktor yang terjadi dalam
perkawinan mereka seperti : pasangan yang di-PHK , anak-anak banyak membuat
masalah , dan tidak ada yang dibanggakan dalam keluarga mereka.
·
Merawat anggota keluarga usia
lanjut, yaitu keluarga usia dewasa madya harus merawat anggota keluarga yang
berusia lanjut yang memiliki penanganan berbeda dengan anak-anak mereka saat
kecil.
Penyesuaian
keluarga dalam usia madya juga dilakukan karena pada saat itu anak-anak mereka
telah membawa pasangan mereka kepada orangtua , oleh karena itu orangtua yang
notabene merupakan individu usia madya harus menyesuaikan diri dengan pasangan
anak-anak mereka. Namun , sering kali dijumpai orangtua mengalami kesulitan
dalam menyesuaikan diri dengan pasangan anak-anak mereka , hal ini disebabkan
oleh :
· Singkatnya masa perkenalan dengan pasangan anak.
·
Kedua pasangan memiliki latar
belakang yang berbeda
·
Orangtua sering tidak cocok dengan
pilihan anak-anak mereka.
·
Orangtua ingin hubungan dengan
menantunya seperti anak kandung
· Pasangan yang baru menikah tinggal
bersama orangtua.
·
Pasangan usia madya banyak terlalu
banyak memberi nasehat
·
Perbedaan latar belakang sosial
budaya
·
Menikah sebagai pelarian
·
Celaan dari pasangan anak karena
tidak mau hidup bersama
·
Celaan karena kawin terpaksa
·
Dan ketergantungan psikologis anak
pada orang tua
B.
PERIODE USIA LANJUT
a. Pengertian dan Karakteristik Usia
Lanjut
Masa usia
lanjut adalah fase terakhir kehidupan manusia. Masa ini berlangsung antara usia
60 tahun sampai berhembusnya nafas terakhir. Mereka yang sudah menginjak usia
60 tahun keatas yang dalam istilah psikologis disebut “senescence”, Biasanya ditandai oleh perubahan kemampuan motorik
yang semakin merosot.
Usia dewasa lanjut merupakan tahapan terakhir dari
perkembangan manusia dan merupakan masa peralihan waktu dari semula energik dan
penuh dengan kegiatan menjadi waktu santai dan penuh manfaat.
Usia lanjut sendiri memiliki beberapa karakteristik utama yaitu :
·
Merupakan periode kemunduran,
periode usia lanjut merupakan kemunduran dalam tahapan kehidupan manusia
dikarenakan kondisi tubuh yang mulai menua dan beberapa bagian tubuh telah
berkerut.
·
Perbedaan individual efek menua,
periode usia lanjut memiliki perbedaan antar individu disebabkan adanya
perbedaan fisik dan psikologis setiap individu.
·
Usia tua merupakan kelompok
minoritas , hal ini dikarenakan pada saat usia lanjut kelompok ini sedikit
mendapat peran dan berinteraksi dengan orang-orang yang berada di sekitarnya.
·
Sikap sosial terhadap usia lanjut,
sikap sosial pada kelompok usia lanjut pada sebagian kebudayaan merupakan usia
yang tidak produktif lagi dan sedikit mendapat peran sehingga mereka dianggap
tidak perlu dalam kegiatan masyarakat.
·
Membutuhkan penyesuaian perubahan
peran, pada usia tua seorang individu harus menyesuaikan peran yang
dijalankannya yang mana harus dikurangi dan tidak sama dengan saat mereka
berada di usia muda.
·
Keinginan menjadi muda kembali
semakin kuat, salah satu karakteristik usia lanjut adalah keinginan dari
individu usia lanjut kembali muda dan memperoleh peran yang banyak kembali
seperti saat muda.
b.
Kondisi
Umum Individu Usia Lanjut
· Perubahan penampilan usia lanjut;
daerah kepala (hidung menjulur lemas, bentuk mulut berubah, penglihatan kabur,
dagu berlipat 2 atau 3, pipi berkerut, kulit berkerut, dan rambut beruban),
daerah tubuh (bahu membungkuk, perut membesar dan buncit, pinggul mengendur,
garis pinggul melebar, dan payudara kendur.), daerah persendian (pangkal tangan
kendor, kaki mengendor, tangan menjadi kurus kering, kaki membesar, dan kukuh
memutih dan rapuh).
·
Perubahan umum fungsi usia lanjut:
Penglihatan, yaitu tidak dapat melihat secara jelas dan mulai kabur,
Pendengaran, yaitu mulai kehilangan kemampuan dalam mendengar nada tinggi,
Perasa , terhentinya pertumbuhan saraf perasa pada lidah dan pipi, Penciuman ,
daya penciuman menjadi kurang tajam, Perabaan, indera peraba di kulit menjadi
kurang peka, Sensitivitas rasa sakit, menurunnya ketahanan tubuh pada rasa
sakit.
·
Perubahan umum fungsi motorik:
Kekuatan, otot-otot penyangga tubuh melemah sehingga rasa kelelahan lebih lama
dari orang muda, Kecepatan, dalam bergerak menjadi kurang cepat dan tanggap,
Belajar keterampilan baru, lebih lambat dalam mempelajari keterampilan baru
dari orang muda, Kekakuan, orang usia lanjut menjadi canggung dan lambat dalam
bergerak.
c. Tugas perkembangan usia lanjut
pada saat
individu berada pada usia lanjut, mereka tetap memiliki tugas-tugas
perkembangan yang harus tetap dipenuhinya. Tugas-tugas perkembangan individu
usia lanjut adalah :
· Menyesuaikan diri dengan menurunnya
kekuatan fisik tubuh yang mulai menurun , dikarenakan usia lanjut merupakan
periode kemunduran bagi seorang individu.
· Menyesuaikan diri dengan menurunnya
pendapatan (income) dan berhentinya individu dalam bekerja.
·
Menyesuaikan diri dengan kehilangan
pasangan yang terjadi karena meninggal dunia
·
Membentuk hubungan pertemanan dengan
kelompok usia yang sama usia tuanya
·
Membentuk pengaturan fisik yang
memuaskan disebabkan karena penurunan kondisi tubuh
·
Menyesuaikan diri dengan peran
sosial yang berkurang secara luwes pada usia lanut.
f.
penyesuaian-penyesuian keluarga dalam usia lanjut
Usia
lanjut membutuhkan penyesuaian yang cukup baik terhadap keluarga. Hal ini
disebabkan karena kehidupan manusia yang telah mantap pada masa usia
sebelumnya. Penyesuaian keluarga yang paling menonjol saat usia lanjut adalah :
·
Hubungan orang usia lanjut dengan
pasangan mereka, hal ini dikarenakan setelah menginjak masa pensiun banyak pria
yang kemudian menghabiskan sebagian besar waktu yang mereka miliki di rumah.
Jika pria tersebut memiliki hubungan yang baik dengan istrinya maka hal ini
akan menjadi sangat menyenangkan baginya , namun jika sebaliknya maka hal ini
akan membuatnya merasa tertekan saat berada di rumah.
·
Penyesuaian diri terhadap hilangnya
pasangan, yaitu pada individu usia lanjut mereka harus belajar menyesuaikan
diri dengan hilangnya pasangan mereka baik karena kematian atau perceraian,
namun pada umumnya kehilangan pasangan pada usia lanjut dikarenakan adanya
kematian pasangan mereka dan pada umumnya mereka yang bercerai pada usia lanjut
mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian.
·
Perkawinan pada usia lanjut,
perkawinan pada usia lanjut merupakan hal yang dapat ditolelir saat ini dan
tidak lagi dianggap tabu oleh masyarakat modern.
·
Penyesuaian diri terhadap
kesendirian usia lanjut , orang usia lanjut juga harus belajar dalam
menyesuaikan diri terhadap pola hidup kesendirian yang ada pada usia lanjut.
·
Mobilitas geografis bagi orang usia
lanjut, orang-orang usia lanjut sering berpindah rumah dan lingkungan kerja
untuk mensiasati kondisi mereka baik dalam bidang keuangan maupun dalam bidang
sosial.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai akhir
dari masa dewasa adalah masa dewasa madya dan usia lanjut. Yang diamana masa
dewasa madya adalah usia
dewasa yang dimulai pada umur 40 tahun hingga usia 60 tahun. Sedangakan masa
usia lanjut adalah fase terakhir kehidupan manusia. Masa ini berlangsung antara
usia 60 tahun sampai berhembusnya nafas terakhir.
Masa
dewasa madya menurut Elizabeth B. Hurlock adalah usia dewasa yang dimulai pada
umur 40 tahun hingga usia 60 tahun. Masa usia lanjut adalah fase terakhir
kehidupan manusia. Masa. Mereka yang sudah menginjak usia 60 tahun keatas yang
dalam istilah psikologis disebut “senescence”,
Biasanya ditandai oleh perubahan kemampuan motorik yang semakin merosot.
B. Saran
Manusia adalah makhluk yang selalu tumbuh dan
berkembang sesuai dengan keinganannya ataupun campur tangan dari luar dirinya.
Seiring berjalan waktu manusia akan melemah dari aspek fisik maupun psikis di
karenakan factor usia yang sudah tua.
Untuk itu perlunya kita untuk mengkaji apa-apa yang
terjadi pada saat masa-masa tua yang akan datang. Salah satu cara untuk dapat
mengetahui hal tersebut yaitu dengan mengakaji perkembangan manusia periode
madya dan lanjut.