Selasa, 26 Mei 2015

Makalah : Psikologi Perkembangan PERKEMBANGAN MANUSIA PERIODE MADYA DAN LANJUT





Makalah : Psikologi Perkembangan

PERKEMBANGAN MANUSIA PERIODE
 MADYA DAN LANJUT


Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Mata Kuliah
Psikologi Perkembangan Pada Semester II Program Studi Kependidikan Islam.


Disusun
Oleh

VAIN HADRAMI HAMID
MOH. HAMZAR
NASARUDIN
ILHAM





JURUSAN TARBIYAH/KI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SULTAN QAIMUDDIN
KENDARI
2013

RKATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt dan Shalawat kepada Rasulullah saw, karena makalah untuk mata kuliah Psikologi Perkembangan ini dapat terselesaikan.

Namun, karena kami yang menyusun makalah ini adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, maka mungkin makalah ini banyak kekurangan ataupun kesalahan baik dalam segi penulisan maupun penyusunannya, hingga membuat makalah ini kurang sempurna, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya. Namun, kami berharap makalah ini dapat memperluas dan menambah wawasan anda tentang keadaan islam di Indonesia.

Mudah-mudahan Ibu Dosen pembimbing dan teman-teman sekalian dapat menerima dan mendapat ilmu dari makalah ini, kritik dan saran anda sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami.

Demikian, semoga bermanfaat.


Kendari,  27-05-2013












DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................            i
KATA PENGANTAR.................................................................................            ii
DAFTAR ISI.................................................................................................            iii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang....................................................................................            1
B.     Rumusan Masalah...............................................................................            1

BAB II PEMBAHASAN
A.    Periode Madya dan Karakteristinya....................................................            2
B.     Periode Usia Lanjut dan Karakteristiknya..........................................            7
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan..........................................................................................            10
B.     Saran....................................................................................................            10

DAFTAR  PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manusia adalah makhuk sosial yang eksploratif dan potensial. Manusia dikatakan makhluk yang eksploratif karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun psikis. Manusia sebagai makhluk potensial karena pada diri manusia tersimpan sejumlah kemampuan bawaan yang dapat dikembangkan secara nyata. Selanjutnya manusia disebut sebagai mahkluk yang memiliki prinsip tanpa daya karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal memerlukan bantuan dari luar dirinya.
Sebagai akhir dari masa dewasa adalah masa dewasa madya dan usia lanjut. Yang diamana masa dewasa madya adalah usia dewasa yang dimulai pada umur 40 tahun hingga usia 60 tahun. Sedangakan masa usia lanjut adalah fase terakhir kehidupan manusia. Masa ini berlangsung antara usia 60 tahun sampai berhembusnya nafas terakhir.

B.     RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas dapat kita ambil rumusan masalah sebagai berikut :

1.      Pengertian serta karakteristik periode madya ?
2.      Pengertian serta karakteristik periode usia lanjut ?










BAB II
PEMBAHASAN

A.    PERIODE MADYA
a.      Pengertian dan Karakteristik Periode Madya
Masa dewasa madya menurut Elizabeth B. Hurlock adalah usia dewasa yang dimulai pada umur 40 tahun hingga usia 60 tahun. Hurlock sendiri kemudian membagi kembali usia madya menjadi dua , yaitu usia dewasa madya dini pada usia 40 tahun hingga 50 tahun dan usia madya lanjut dari usia 50 tahun hingga usia 60 tahun. Usia dewasa madya sendiri memiliki beberapa karakteristik utama yaitu sebagai berikut :
·         Periode yang sangat ditakuti , hal ini dikarenakan usia madya sangat berdekatan dengan usia lanjut dan tanda-tanda fisik menjelang lanjut usia juga telah dimulai pada usia madya ini.
·         Periode transisi pada individu , usia madya merupakan periode transisi pada diri individu dari segala sikap dan kebiasaan pada usia dewasa awal menuju ke usia dewasa lanjut.
·         Periode stress pada individu , usia madya sendiri merupakan usia stress dikarenakan individu menghadapi berbagai perubahan baik secara fisik maupun sosial. Stress pada usia madya ini antara lain : stress somatik (stress karena kondisi fisik) , stress budaya (stress karena kedudukan yang tinggi akan kemudaan) , stress ekonomi (stress karena biaya mendidik anak dan memberikan simbol status sosial) , stress psikologis (stress karena faktor pikiran )
·         Periode berbahaya , usia madya dikatakan berbahaya dikarenakan pada usia ini seorang mengalami bahaya fisik dari terlalu banyak bekerja , pikiran , dan rasa cemas terhadap kehidupannya.
·         Periode canggung pada individu , usia madya dikatakan usia canggung karena pada usia ini seorang individu akan berada di suatu titik dimana ia tidak dipandang sebagai ‘’orang muda’’ lagi oleh golongan muda dan belum dipandang sebagai ‘’orang tua’’ oleh golongan tua.
·         Periode berprestasi , usia madya dikatakan sebagai usia berprestasi karena pada usia ini individu akan mengejar kariernya untuk menjadi lebih sukses atau sebaliknya ia akan menjadi lebih gagal dalam karier.
·         Usia madya merupakan periode evaluasi bagi seorang individu karena pada usia ini individu akan mencapai puncak prestasinya sehingga ia akan menilai prestasi yang telah ia capai sebelumnya dan proses mencapai evaluasi tersebut.
·         Usia madya merupakan masa sepi , dikatakan masa sepi karena pada usia madya ini anak-anak yang dimiliki telah beranjak dewasa dan mulai meninggalkan orangtua untuk menuntut ilmu atau menikah dan membentuk keluarga mandiri.
·         Usia madya merupakan masa jenuh , dikatakan sebagai masa jenuh karena pada usia ini individu akan mengalami semacam kebosanan atas rutinitas yang ia kerjakan sehari-hari dalam hidup terutama yang berkaitan dengan pekerjaan.

b.      Tugas Perkembangan periode Madya
Saat berada di usia madya, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus ia penuhi, yaitu :
a)      Penyesuaian diri dengan perubahan fisik yang terjadi , yaitu tugas perkembangan yang harus menyesuaikan diri dengan perubahan fisik yang melanda tubuh. Perubahan fisik pada saat usia dewasa madya sangat berkaitan dengan menjelang usia lanjut seperti : berat badan bertambah , rambut mulai berkurang dan beruban , perubahan pada kulit yang mulai mengerut , tubuh menjadi gemuk , perubahan otot yang mengendur , masalah persendian , gigi yang mulai rontok , dan perubahan mata yang mulai mengabur.
b)      Penyesuaian terhadap minat individu , yaitu tugas perkembangan yang harus menyesuaikan diri dengan minat yang mana minat pada usia dewasa madya disesuaikan dengan perubahan peran dan tanggung jawab individu. Perkembangan minat pada usia madya memiliki ciri-ciri sebagai berikut : lebih menekan minat daripada mengembangkannya , pergeseran minat ke arah yang lebih sesuai , pergeseran minat lebih bersifat menyendiri , lebih memperdalam kebudayaan , ada penurunan pembedaan minat berdasarkan gender , kecenderungan membagi minat antara laki-laki dan perempuan , dan minat yang ditingkatkan adalah minat yang berkaitan dengan kepentingan pribadi.
c)      Penyesuaian sosial , yang mana tugas perkembangan individu saat di usia madya ia lebih aktif dalam kegiatan sosial dikarenakan telah mencapai kematangan ekonomi dan simbol status yang diinginkan oleh individu tersebut.
d)     Penyesuaian dengan kehidupan keluarga , yang mana pada usia madya ini individu akan menyesuaikan diri dengan tugas keluarga seperti pasangan yang mulai menua , berurusan dengan orangtua di rumah , dan menjadi pembimbing bagi anak remaja di rumah yang akan beranjak dewasa.

c.       Penyesuaian Pekerjaan Pada Usia Madya
penyesuaian diri individu usia dewasa madya sangat penting terhadap bidang pekerjaan yang ditekuninya. Penyesuaian pekerjaan sangat penting dilakukan karena bidang pekerjaan pada masa modern ini menggunakan banyak peralatan dan teknologi modern yang menyulitkan bagi pekerja pada usia madya. Akibatnya banyak individu usia dewasa madya banyak yang mengalami kesulitan dalam bekerja dan mereka banyak mundur dari pekerjaannya, namun saat mencari pekerjaan baru banyak yang sulit mendapatkan pekerjaan karena tingginya standar kualifikasi pekerja yang lebih mengacu pada individu usia dewasa dini. Pada individu usia dewasa madya yang bekerja, seringkali terjadi perubahan kondisi kerja yang mempengaruhi para pekerja usia madya.
Selain menghadapi berbagai perubahan kondisi kerja , juga terdapat kondisi yang mempengaruhi penyesuaian pekerjaan. Kondisi-kondisi tersebut yaitu :
·         Kepuasan kerja , yaitu tergantung pada bagaimana individu memberi nilai kepuasan kerja terhadap dirinya masing-masing.
·         Kesempatan promosi , yang mana pekerja yang berada pada usia madya yang mendekati masa pensiun sudah mulai mendapat promosi jabatan dalam perusahaan karena akan pensiun.
·         Harapan pekerjaan , yaitu telah tercapainya harapan dan keinginan kerja yang telah direalisasikan hingga mencapai usia madya.
·         Meningkatnya penggunaan otomatisasi , sehingga mempengaruhi kinerja pekerja usia madya
·         Sikap pasangan , yaitu sikap yang ditunjukkan oleh pasangan terhadap hasil pekerjaan pada usia madya.
·         Sikap terhadap teman sekerja , yang mana dipengaruhi oleh perlakuan dari pimpinan maupun rekan satu kerja dikantor terhadap pekerja dewasa madya.
·      Relokasi, yaitu pemindahan yang membuat individu harus kembali mempelajari pengalaman baru ditempat yang baru.

Kepuasan kerja pada individu usia madya dapat ditinjau dari beberapa aspek , yaitu :
·         Kepuasan yang diperoleh oleh dari prestasi kerja yang telah ditetapkan sebelumnya
·         Kesempatan aktualiasasi diri dalam pekerjaan
·         Hubungan yang menyenangkan dengan sesama pegawai
·         Kepuasaan yang diperoleh dari organisasi kerja
·         Kepuasaan terhadap ketentuan pimpinan
·         Merasa aman dengan pekerjaan
·         Tidak ada paksaan dalam bekerja, menerima tugas, berpindah tempat

d.      Penyesuaian Keluarga Usia Madya
Memasuki usia dewasa madya, seorang pria harus mempersiapkan diri untuk dapat hidup dan menghidupi keluarganya. Ia harus mulai bekerja mencari nafkah. Kaum perempuanpun harus juga mempersiapkan dirinya untuk berumah tangga.[1]
Individu yang telah memasuki usia dewasa madya menghadapi penyesuaian terhadap kehidupan keluarga. Penyesuaian ini dilakukan karena pada saat usia madya terjadi perubahan besar dalam kehidupan keluarga seorang individu seperti mulai ditinggalkan oleh anak , pasangan yang mulai menua, dan berbagai perubahan lainnya. Dalam melakukan penyesuaian terhadap kehidupan keluarga individu usia dewasa madya sering kali menemukan beberapa hambatan , hambatan-hambatan tersebut antara lain :
·         Perubahan fisik, yaitu mulai hadirnya gejala menopouse dan dan klimekterik pada pria menyebabkan kesulitan dalam penyesuaian proses lain di dalam keluarga.
·         Hilangnya peran sebagai orangtua , orangtua usia madya harus menghadapi kondisi anak yang telah beranjak dewasa dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya sehingga peranan orangtua mulai berkurang.
·         Kurangnya, sebagian individu di usia madya kurang mempersiapkan diri mereka dalam menghadapi perubahan fisik sehingga menimbulkan depresi pada sebagian individu usia madya.
·         Perasaan kegagalan, pada individu usia madya sering kali perasaan kegagalan melanda mereka dikarenakan perkawinan dan perkembangan anak-anak mereka tidak sesuai dengan harapan mereka.
·         Merasa tidak berguna lagi, individu usia madya sering merasa dirinya tidak berguna lagi disebabkan peran mereka pada anak yang mulai berkurang.
·         Kekecewaan terhadap perkawinan, hal ini dialami oleh individu usia madya karena banyak faktor yang terjadi dalam perkawinan mereka seperti : pasangan yang di-PHK , anak-anak banyak membuat masalah , dan tidak ada yang dibanggakan dalam keluarga mereka.
·         Merawat anggota keluarga usia lanjut, yaitu keluarga usia dewasa madya harus merawat anggota keluarga yang berusia lanjut yang memiliki penanganan berbeda dengan anak-anak mereka saat kecil.
Penyesuaian keluarga dalam usia madya juga dilakukan karena pada saat itu anak-anak mereka telah membawa pasangan mereka kepada orangtua , oleh karena itu orangtua yang notabene merupakan individu usia madya harus menyesuaikan diri dengan pasangan anak-anak mereka. Namun , sering kali dijumpai orangtua mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan pasangan anak-anak mereka , hal ini disebabkan oleh :
·        Singkatnya masa perkenalan dengan pasangan anak.
·         Kedua pasangan memiliki latar belakang yang berbeda
·         Orangtua sering tidak cocok dengan pilihan anak-anak mereka.
·         Orangtua ingin hubungan dengan menantunya seperti anak kandung
·        Pasangan yang baru menikah tinggal bersama orangtua.
·         Pasangan usia madya banyak terlalu banyak memberi nasehat
·         Perbedaan latar belakang sosial budaya
·         Menikah sebagai pelarian
·         Celaan dari pasangan anak karena tidak mau hidup bersama
·         Celaan karena kawin terpaksa
·         Dan ketergantungan psikologis anak pada orang tua

B.     PERIODE USIA LANJUT
a.      Pengertian dan Karakteristik Usia Lanjut
Masa usia lanjut adalah fase terakhir kehidupan manusia. Masa ini berlangsung antara usia 60 tahun sampai berhembusnya nafas terakhir. Mereka yang sudah menginjak usia 60 tahun keatas yang dalam istilah psikologis disebut “senescence”, Biasanya ditandai oleh perubahan kemampuan motorik yang semakin merosot.
Usia dewasa lanjut merupakan tahapan terakhir dari perkembangan manusia dan merupakan masa peralihan waktu dari semula energik dan penuh dengan kegiatan menjadi waktu santai dan penuh manfaat[2]. Usia lanjut sendiri memiliki beberapa karakteristik utama yaitu :
·         Merupakan periode kemunduran, periode usia lanjut merupakan kemunduran dalam tahapan kehidupan manusia dikarenakan kondisi tubuh yang mulai menua dan beberapa bagian tubuh telah berkerut.
·         Perbedaan individual efek menua, periode usia lanjut memiliki perbedaan antar individu disebabkan adanya perbedaan fisik dan psikologis setiap individu.
·         Usia tua merupakan kelompok minoritas , hal ini dikarenakan pada saat usia lanjut kelompok ini sedikit mendapat peran dan berinteraksi dengan orang-orang yang berada di sekitarnya.
·         Sikap sosial terhadap usia lanjut, sikap sosial pada kelompok usia lanjut pada sebagian kebudayaan merupakan usia yang tidak produktif lagi dan sedikit mendapat peran sehingga mereka dianggap tidak perlu dalam kegiatan masyarakat.
·         Membutuhkan penyesuaian perubahan peran, pada usia tua seorang individu harus menyesuaikan peran yang dijalankannya yang mana harus dikurangi dan tidak sama dengan saat mereka berada di usia muda.
·         Keinginan menjadi muda kembali semakin kuat, salah satu karakteristik usia lanjut adalah keinginan dari individu usia lanjut kembali muda dan memperoleh peran yang banyak kembali seperti saat muda.



b.      Kondisi Umum Individu Usia Lanjut
·         Perubahan penampilan usia lanjut; daerah kepala (hidung menjulur lemas, bentuk mulut berubah, penglihatan kabur, dagu berlipat 2 atau 3, pipi berkerut, kulit berkerut, dan rambut beruban), daerah tubuh (bahu membungkuk, perut membesar dan buncit, pinggul mengendur, garis pinggul melebar, dan payudara kendur.), daerah persendian (pangkal tangan kendor, kaki mengendor, tangan menjadi kurus kering, kaki membesar, dan kukuh memutih dan rapuh).
·         Perubahan umum fungsi usia lanjut: Penglihatan, yaitu tidak dapat melihat secara jelas dan mulai kabur, Pendengaran, yaitu mulai kehilangan kemampuan dalam mendengar nada tinggi, Perasa , terhentinya pertumbuhan saraf perasa pada lidah dan pipi, Penciuman , daya penciuman menjadi kurang tajam, Perabaan, indera peraba di kulit menjadi kurang peka, Sensitivitas rasa sakit, menurunnya ketahanan tubuh pada rasa sakit.
·         Perubahan umum fungsi motorik: Kekuatan, otot-otot penyangga tubuh melemah sehingga rasa kelelahan lebih lama dari orang muda, Kecepatan, dalam bergerak menjadi kurang cepat dan tanggap, Belajar keterampilan baru, lebih lambat dalam mempelajari keterampilan baru dari orang muda, Kekakuan, orang usia lanjut menjadi canggung dan lambat dalam bergerak.

c.        Tugas perkembangan usia lanjut
pada saat individu berada pada usia lanjut, mereka tetap memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus tetap dipenuhinya. Tugas-tugas perkembangan individu usia lanjut adalah :
·         Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik tubuh yang mulai menurun , dikarenakan usia lanjut merupakan periode kemunduran bagi seorang individu.
·        Menyesuaikan diri dengan menurunnya pendapatan (income) dan berhentinya individu dalam bekerja.
·         Menyesuaikan diri dengan kehilangan pasangan yang terjadi karena meninggal dunia
·         Membentuk hubungan pertemanan dengan kelompok usia yang sama usia tuanya
·         Membentuk pengaturan fisik yang memuaskan disebabkan karena penurunan kondisi tubuh
·         Menyesuaikan diri dengan peran sosial yang berkurang secara luwes pada usia lanut.

f.  penyesuaian-penyesuian keluarga dalam usia lanjut
Usia lanjut membutuhkan penyesuaian yang cukup baik terhadap keluarga. Hal ini disebabkan karena kehidupan manusia yang telah mantap pada masa usia sebelumnya. Penyesuaian keluarga yang paling menonjol saat usia lanjut adalah :
·         Hubungan orang usia lanjut dengan pasangan mereka, hal ini dikarenakan setelah menginjak masa pensiun banyak pria yang kemudian menghabiskan sebagian besar waktu yang mereka miliki di rumah. Jika pria tersebut memiliki hubungan yang baik dengan istrinya maka hal ini akan menjadi sangat menyenangkan baginya , namun jika sebaliknya maka hal ini akan membuatnya merasa tertekan saat berada di rumah.
·         Penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan, yaitu pada individu usia lanjut mereka harus belajar menyesuaikan diri dengan hilangnya pasangan mereka baik karena kematian atau perceraian, namun pada umumnya kehilangan pasangan pada usia lanjut dikarenakan adanya kematian pasangan mereka dan pada umumnya mereka yang bercerai pada usia lanjut mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian.
·         Perkawinan pada usia lanjut, perkawinan pada usia lanjut merupakan hal yang dapat ditolelir saat ini dan tidak lagi dianggap tabu oleh masyarakat modern.
·         Penyesuaian diri terhadap kesendirian usia lanjut , orang usia lanjut juga harus belajar dalam menyesuaikan diri terhadap pola hidup kesendirian yang ada pada usia lanjut.
·         Mobilitas geografis bagi orang usia lanjut, orang-orang usia lanjut sering berpindah rumah dan lingkungan kerja untuk mensiasati kondisi mereka baik dalam bidang keuangan maupun dalam bidang sosial.









BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sebagai akhir dari masa dewasa adalah masa dewasa madya dan usia lanjut. Yang diamana masa dewasa madya adalah usia dewasa yang dimulai pada umur 40 tahun hingga usia 60 tahun. Sedangakan masa usia lanjut adalah fase terakhir kehidupan manusia. Masa ini berlangsung antara usia 60 tahun sampai berhembusnya nafas terakhir.
Masa dewasa madya menurut Elizabeth B. Hurlock adalah usia dewasa yang dimulai pada umur 40 tahun hingga usia 60 tahun. Masa usia lanjut adalah fase terakhir kehidupan manusia. Masa. Mereka yang sudah menginjak usia 60 tahun keatas yang dalam istilah psikologis disebut “senescence”, Biasanya ditandai oleh perubahan kemampuan motorik yang semakin merosot.

B.     Saran
Manusia adalah makhluk yang selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan keinganannya ataupun campur tangan dari luar dirinya. Seiring berjalan waktu manusia akan melemah dari aspek fisik maupun psikis di karenakan factor usia yang sudah tua.
Untuk itu perlunya kita untuk mengkaji apa-apa yang terjadi pada saat masa-masa tua yang akan datang. Salah satu cara untuk dapat mengetahui hal tersebut yaitu dengan mengakaji perkembangan manusia periode madya dan lanjut.


[1] Sarlito W. Sarwono, pengantar psikologi umum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 77.
[2] Hj. Hadi Mahmud, psikologi perkembangan, (Kendari: CV. Shadra, 2010), h. 132.